Demokrasi itu memilih pemimpin dengan pemilu.
Demokrasi itu kebebasan ekspresi.
Jadi demokrasi itu mulia.
Islam itu mulia juga.
Yang sama-sama mulia pasti cocok.
Jadi islam dan demokrasi itu cocok.
Begitulah kondisi masyarakat ngatuk saat melihat hewan buas bernama demokrasi. Orang ngatuk
melihatnya samar-samar, kadang-kadang udah campur aduk sama mimpi. Hewan buas
demokrasi kelihatan seperti panda imut, gemuk, lucu yang bisa dijadiin bantal
guling saat ngantuk. Padahal sejatinya demokrasi adalah beruang ganas bercakar
tajam dan bertaring panjang.
Orang ngatuk cuma liat musyawarahnya. Orang ngatuk cuma liat
pemilunya. Orang ngantuk cuma liat kebebasan ekspresinya. Tapi orang ngantuk
nggak liat aqidahnya, nggak peka dengan faktanya, nggak nyadar dengan akibat
yang ditimbulkannya.
Mari melek, liat aqidahnya..! Misahin agama dari kehidupan.
Tatkala disodorkan solusi Islam, demokrasi bilang “Siapa elo masuk-masuk rumah
gue..!”.
Mari melek, liat faktanya..! Suara rakyat adalah suara
Tuhan. Berarti dalam demokrasi Allah swt bukan Tuhan.
Mari melek, lihat akibatnya..! Demokrasi mahal, butuh duit
banyak untuk memikat rakyat. Lalu duitnya dari mana? Dari lobi-lobi pemilik
modal yang ingin kepentingannya terjaga tatkala partai yang didanainya naik ke
puncak. Akhirnya, penguasa pro kapitalis, undang-undangnya pro kapitalis.
Dari mana lagi duitnya? Dari APBN... Dari dana-dana proyek negara yang dicukur... dan seterusnya... dan seterusnya...
Dari mana lagi duitnya? Dari APBN... Dari dana-dana proyek negara yang dicukur... dan seterusnya... dan seterusnya...
Mari melek..! Demokrasi bukan sekedar nilai-nilai hidup,
tapi juga sistem politik yang mengatur urusan masyarakat. Ngurusin kita semua...
Ngurusin nggak pakai agama... Ngurusin nggak pakai peta... Simpang siur... BAHAYA...
Demokrasi itu sistem yang sombong, merasa mampu mengobati orang lain, padahal dirinya sendiri sakit keras. Sistem bisu yang berusaha ngomong, sehingga bicaranya terdengar seperti omong kosong. Sistem rusak yang ingin mengarungi lautan, padahal lagi bocor, banyak lobang dan tambalan.
Demokrasi itu sistem yang sombong, merasa mampu mengobati orang lain, padahal dirinya sendiri sakit keras. Sistem bisu yang berusaha ngomong, sehingga bicaranya terdengar seperti omong kosong. Sistem rusak yang ingin mengarungi lautan, padahal lagi bocor, banyak lobang dan tambalan.
Jika and menganggap “Indonesia akan lebih baik dengan menjunjung demokrasi” maka anda adalah orang yang tertidur lelap, ditemani setan
demokrasi yang mengobrak abrik mimpi anda, sehingga anda merasa bahagia dengan
demokrasi, padahal itu hanya mimpi.
Artikel Terkait
0 Tanggapan:
Posting Komentar