Jenis kedua adalah konsekuensi langsung, atau rasa 'keberatan'-nya bisa langsung dirasakan. Contoh: seorang pria yang terkena penyakit kelamin akibat sering 'jajan sembarangan'. Benturan akibat kesalahan jenis ini dirasakan langsung sesaat setelah melakukan kesalahan.
Namun yang paling penting diingat adalah: Tidak mengulangi kesalahan jenis pertama akan lebih sulit daripada tidak mengulangi kesalahan jenis kedua. Kenapa demikian? Karena jenis kedua memiliki konsekuensi fisik yang langsung bisa dirasakan. Tak jarang, konsekuensi ini meninggalkan bekas yang menakutkan. Sehingga tatkala rangsangan-rangsangan untuk melakukan kembali kesalahan jenis kedua ini muncul, maka bekas yang menakutkannya tadi mengetuk pikirannya dan menjadi memori-memori yang menghalanginya untuk berbuat kesalahan yang sama.
Sedangkan kesalahan jenis pertama ini unik, karena tidak memberikan konsekuensi langsung kepada pelaku. Tidak juga meninggalkan bekas-bekas luka yang mengerikan. Akibatnya, setiap orang yang ingin menjauhi kesalahan jenis ini akan mengalami kesulitan. Yang banyak terekam adalah kenikmatan-kenikmatan langsung yang dia peroleh saat melakukan kesalahan tersebut. Belum lagi memikul berbagai muslihat, hasutan, dan tipu daya musuh (iblis). Lantas termakan jurus-jurusnya (iblis) seperti "sedikit saja..", "ini yang terakhir...", "masih mending saya daripada dia...", dll... So, waspadalah!
Artikel Terkait
0 Tanggapan:
Posting Komentar