.jpg)
Salah satu faktor yang membuat konsumen bertahan dengan salah satu merek HP adalah aplikasi lintas platformnya, terutama aplikasi chatting yang sedang digandrungi muda-mudi dan juga para pembisnis. Sehingga tidak perlu repot2 memiliki 2 jenis hp sekaligus atau gonta ganti HP. Sebagai konsumen saya bisa merasakan bahwa cukup dengan memiliki aplikasi lintas platform dapat mengurangi napsu untuk gonta ganti HP. Jadi, dalam konteks ini maka perusahaan asal kanada ini telah melakukan gebrakan yang lumayan pintar untuk mempertahankan konsumennya agar tidak beralih hati. Jadi bisa kita nilai bahwa langkah ini bukan untuk meningkatkan pemasaran, melaikan untuk mempertahankan para konsumen. Apalah artinya aplikasi chatting yang fungsi utamanya untuk bersosial namun sifatnya eksklusif. Sebentar ataupun lama pasti akan ditinggal konsumen, ataupun jika masih eksis maka pemakainya adalah kalangan tertentu, seperti pembisnis, dan sebagainya. Dengan demikian benar-benar bisa jadi blunder jika langkah kaget ini didiamkan sampai di sini saja.
Masalah sebenarnya pada pemasaran smartphone adalah kekayaan fitur dan aplikasi. Bisa kita saksikan bagaimana perkembangan Samsung bergandengan dengan Android. Begitu pula Lenovo, HTC, Nokia dengan express musiknya, dll. Semua di dominasi faktor fitur dan aplikasi.
Faktor lainnya yang sangat menentukan adalah harga, baik harga gatgetnya sendiri maupun harga akses internetnya. Nah di wilayah Indonesia sendiri harga paket internet untuk BB bisa dibilang masih cukup mahal. Belum lagi diperparah dengan kecepatan aksesnya yang kurang stabil :(
Keberanian untuk tampil narsis dengan fitur kaya namun murah juga cukup diminati bukan?
Dengan demikian masih banyak PR untuk perusahaan BB ini agar bisa merebut kembali tahtanya di pasaran. Nah, mungkin dengan analisa sangat sederhana ini kita bisa memprediksi gebrakan apa lagi yang akan dilakukan perusahaan asal kanada ini ke depan :). Fitur kah? Aplikasi kah? Murah kah? Atau apa?
Artikel Terkait
0 Tanggapan:
Posting Komentar